Jumat, 28 November 2008

editorial 1

Editorial Indonesia Media Barack Obama, Kulit Berwarna Pertama Terpilih Sebagai Presiden
Dr.Irawan/Indonesia Media


Barack Obama telah terpilih sebagai presiden Amerika Serikat keturunan Afrika yang pertama. Senator partai Demokrat meraih 338 suara elektoral dibandingkan dengan 159 suara elektoral yang diraih saingannya dari partai Republik, Senator John McCain. Kemenangan ini adalah sangat mutlak , tak terbantahkan.
Amerika telah mengajarkan kepada seluruh dunia, bahwa demokrasi di AS bukan sembarang omong besar, tapi jelas dan nyata, dan itu dibuktikan ketika tonggak sejarah menghapus mithos bahwa presiden di AS hanya boleh dari keturunan kulit putih. Tatakrama dalam dunia perpolitikan juga sangat dijunjung tinggi., dari pihak capres yang kalah dengan segera menyampaikan selamat kepada presiden terpilih "Obama". Sikap yang sungguh gagah perwira.

Kalau kita lihat apa yang terjadi di Indonesia, kabarnya antar presiden dan mantan presiden saja tidak ada yang ngomong, atau bersapa. Maka tidak usah malu belajarlah kepada negara Amerika Serikat yang sering di selorohkan sebagai negara "Kapir",!

Tentu saja kemenangan Obama bukanlah suatu yang kebetulan, kalau dilihat siapa Obama Obama sebagai lulusan salah satu sekolah yang paling ternama di AS di bidang hukum memang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Ditambah lagi dengan isterinya ,Michelle yang juga sarjana hukum Kehebatannya dalam membina organisasi kampanye-nya juga sangat bagus. Kabarnya Obama menggunakan sarana internet untuk berkampanye secara effektif plus penggalangan dana lewat situs internet. Obama pandai menggunakan tehnologi baru ketimbang Mc Cain pakai tilpon yang kalah cepat penyebarannya. Maka yang tua-tua harus banyak belajar technologi , kalau tidak ingin di libas oleh anak muda.

Namun bagaimanapun krisis ekonomi di Amerika dalam beberapa bulan menjelang pemilu AS membuat rakyat AS marah kepada administrasi Bush yang notabene seorang Republican. Kekecewaan itu dilampiaskan dengan memberi dukungan kepada partai Demokrat. Disini para penguasa tentunya harus belajar dari insiden ini, janganlah membuat rakyat kecewa dan marah, kalau tidak mau kehilangan konstituen.

Ratusan ribu pendukung mencucurkan air mata dan bersorak-sorai kegirangan di kota tempat tinggal Obama di Chicago setelah jaringan-jaringan televisi mengumumkan berita tersebut. Obama mengatakan kepada hadirin ini membuktikan bahwa Amerika adalah sebuah tempat dimana segala sesuatu mungkin terjadi. Sekali lagi Indonesia harus belajar dari Amerika, Apakah golongan minoritas di Indonesia sudah boleh jadi presiden ? Atau kapankah baru boleh ?

Jumlah pemilih AS sangat besar dalam pemilihan presiden yang sangat bersejarah ini, Berarti tidak ada main golput-golputan seperti tokoh politik di Indonesia yang mengancam untuk bergolput. Kalau yang ini perlu diselidiki dulu mengapa mereka sampai mengancam untuk bergolput ?
Di kota asal nenek moyang almarhum ayah Obama, Kogelo, Kenya, warga desa saling berpelukan ketika kemenangan senator partai Demokrat itu diumumkan. Presiden Kenya Mwai Kibaki menyatakan hari Kamis sebagai hari libur nasional untuk menghormati kemenangan Obama.
Presiden Perancis Nicolas Sarkozy juga menyampaikan ucapan selamat, sementara para pengunjung kafe-kafe di Paris meneriakkan slogan Obama “Yes, We Can”(Ya, Kita Bisa) dalam bahasa Perancis. Seandainya ini terjadi di Indonesia apakah bisa digolongkan sebagai usaha mencampuri urusan dalam negeri orang ? Zaman sudah banyak berubah , keterikatan antar negara oleh karena satu hal atau hal lainnya , mau tidak mau akan berimbas secara global. Makanya tidaklah perlu terlalu paranoid, dengan selalu curiga atas campur tangan asing. Apakah perlu direnungkan bahwa Obama terpilih sebagai presiden AS dikarenakan campur tangan asing ? pasalnya pers dari Indonesia banyak yang menyokong Obama.


Hari Rabu pagi,keesokan harinya Presiden George Bush menyampaikan ucapan selamat kepada Barack Obama atas kemenangannya dan mengatakan, rakyat Amerika telah menunjukkan kepada dunia, vitalitas demokrasi Amerika.
Barack Obama akan dilantik secara resmi menjadi presiden Amerika ke-44 pada tanggal 20 Januari tahun depan. Presiden akan mengundang the First Family terpilih ke Gedung Putih guna membicarakan tentang transisi pemindahan kekuasaan. Sekali lagi gaya kepemimpinan macam ini belum kami temukan di tanah air.


Hari ketiga setelah Obama terpilih beliau dicecar wartawan dalam konperensi pers, yang menanyakan bagaimana pelaksanaan program 100 milyar stimulus ekonomi yang baru digulirkan . Obama menjawab di Amerika tidak ada 2 presiden pada waktu yang bersamaan, maksudnya beliau masih menghormati kekuasaan Presiden George W. Bush, karena beliau belum dilantik sebagai presiden. Lain lagi ceritanya di Indonesia , terkadang kita bingung, siapa yang sebenarnya berotoritas sebagai presiden ?

Obama sebagai presiden pertama AS yang berkulit hitam dianggap
sebagai angin segar yang bisa mengubah citra Amerika menjadi lebih rendah
hati. Latar belakang Obama sebagai seorang anak yang pernah tinggal di
Indonesia mengakibatkan banyak yang percaya bahwa Obama bisa lebih
mengerti kesulitan negara-negara berkembang. Harapan-harapan besar dari
dunia pun diletakkan di bahu Presiden Obama. Disisi yang lain harus diingat pula bahwa partai Demokrat adalah partai yang paling banyak menyuarakan soal HAM , termasuk urusan di Papua, dan kekerasan lainnya di Indonesia ang sampai sekarang masih remang-remang. Mudah-mudahan dalam kepemimpinan Obama yang remang-remang itu bisa jadi terang benderang.

Akhir kata, dengan kemenangan Barry Obama, si Anak Menteng Dalam, banyak hal yang bisa kami petik sebagai pelajaran. Antara lain kita bisa belajar soal demokrasi dan tatakrama politik di AS yang seharusnya sejalan dengan konstitusi kita. Untuk itu tidak perlu mendatangkan study banding para penyelenggara negara yang konon lebih banyak plesirannya menghabiskan uang rakyat. Toh kita ada kantor perwakilan RI dan masyarakat asal Indonesia disini yang pasti mampu membantunya dengan segala macam technologi komunikasi zaman sekarang,, yang murah dan effisien. Setidaknya kita juga bisa berucap: “ Yes We Can !!!”

Tidak ada komentar: