Sabtu, 29 November 2008

bidang kerja & posisi humas 2


HUBUNGAN MASYARKAT (HUMAS) DALAM KONTEKS HUBUNGANPERUSAHAAN DENGAN KARYAWAN


Konsep tentang humas saat ini telah berkembang sedemikian rupa, namun dalam penerapannya tampak adanya berbagai “penyimpangan” dalam arti tidak sesuai dengan teori humas yang ada. Hal ini nampak misalnya pada penempatannya dalam struktur organisasi, belum banyak yang menempetkan bagian humas di jajaran manajemen puncak atau setidaknya pada tingkatan yang memungkinkan baginya untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Penyimpangan lain adalah dalam kegiatannya masih banyak yang hanya bersifat satu arah kepada publik eksternalnya saja. Sedangkan publik internal (pemilik saham, karyawan) masih jarang diperhatikan, apalagi dalam bentuk pengadaan komunikasi dua arah secara timbal balik.
Dari sudut pandang kehumasan, komunikasi timbal balik antara manajemen perusahaan dengan publik karyawannya, merupakan salah satu langkah penting dalam menjembatani dua kepentingan yang saling bertolak belakang tersebut, sehingga terbentuk kerjasama diantara keduanya. Berbagai persoalan dapat diakibatkan karena berkurangnya (bahkan mungkin tidak ada sama sekali) komunikasi timbal balik diantara mereka. Dari mulai keresahan karyawan dan upah yang akan mereka peroleh, kurangnya produktivitas hingga pemogokan kerja. Pada kenyataannya, persoalan dengan karyawan menjadi titik tolak dari eksistensi penggunaan konsep humas dalam perusahaan seperti yang dikemukakan oleh Ivy L. Lee.
Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang ingin diungkap untuk mengetahui bagaimana peranan humas dalam konteks hubungan perusahan dengan karyawan (employee relations).
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling maka didapatkan jumlah sampel yang ada yaitu 12 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisa verbal. Metode ini melukiskan atau menggambarkan keadaan obyek yang diteliti yakni data yang terkumpul disusun, dijelaskan, diuraikan secara verbal.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara kepada responden dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa peranan humas dalam konteks hubungan perusahaan dengan karyawan kurang dapat berperan secara optimal. Peran humas yang ada dalam kegiatannya hanya bersifat satu arah kepada publik eksternalnya saja. Sedangkan publik internal (karyawan) kurang diperhatikan.
Kelemahan dalam memahami konsep kehumasan secara umum dari pihak manajemen melahirkan berbagai konsekuensi dari mulai penentuan uraian tugas (job discription) yang tidak sesuai dengan tugas-tugas humas. Peran humas dalam lingkungan intern perusahaan adalah bahwa salah satu peran humas dal;am berhubungan dengan karyawan adalah mensosialisasikan kebijakan-kebijakan manajemen. Sosialisasi disini dalam artian yang luas, yaitu dimana bagian tersebut tidak hanya sekedar menyampaikan apa yang sudah diputuskan oleh manajeman, namun juga melakukan upaya-upaya agar kebijakan tersebut dipahami secara benar maksud dan tujuannya dan akhirnya dapat timbul dukungan terhadap kebijakan tersebut.
Fungsi bagian humas yang berada di lapis terbawah manajemen lini tengah, secara global membatasi ruang gerak dan wewenang bagian humas untuk dapat berperan seluruh jajaran manajemen. Fungsi bagian ini hanya terbatas sebagai panyambung lidah manajemen dan tidak berperan dalam proses pembuatan kebijakan tersebut. Sedangkan fungsi-fungsi humas yang lain seperti menampung aspirasi, memformulasikan pendapat, menjebatani kepentingan yang ada diantara perusahaan dan karyawan sangat sedikit bahkan tidak ada.

Tidak ada komentar: